Kuasai Aji Rawa Rontek,Ilmu Keselamatan Sejati Warisan Leluhur

Table of Contents
Kuasai Aji Rawa Rontek,Ilmu Keselamatan Sejati Warisan Leluhur Si Rawa Rontek !!

Assalamu`alaikum buat saudara di testimbahsalim,Semoga sehat terus, rejekinya ngalir deras kayak air sumur yang gak pernah surut, amin amin ya robbal alamin!

Pernah gak kepikiran:"Kalau suatu hari nyawa kita tinggal setipis benang, apa ada cara buat selamat walau udah di ujung tanduk?"Nah, ini bukan dongeng pengantar tidur, tapi ilmu tua yang udah turun-temurun dari zaman Prabu Angling Dharma: Aji Rawa Rontek!

Ilmu ini bukan kaleng-kaleng. Dulu cuma segelintir orang sakti yang berani ngelakoninya.Soalnya bukan cuma soal jampi-jampi, tapi ini soal energi hidup yang nyambung ke semesta.Aji Rawa Rontek dikenal sebagai ilmu keselamatan tingkat tinggi, kayak saudaranya Aji Pancasona.Tapi yang satu ini lebih ekstrem gak cuma tahan bacok, tapi bisa menyerap energi lawan!

Diserang pakai golok? Masih berdiri. Ditembak? Cuma gores. Kena teluh, santet, guna-guna? Mental semua kalau Tuhan masih ridho.Ilmu ini juga bukan buat sombong. Tapi buat jaga diri, buat orang yang hidupnya sering rawan: pedagang, petani, sampai tukang parkir malam.Yang penting, niatnya lurus. Amalnya kuat. Dan gak main-main.Kata orang tua zaman dulu :

"Kalau kamu siap menanggung akibat dari ilmu ini, maka semesta juga akan menjagamu dengan cara yang tak terduga."

Kalau ditelusuri dari asal-usul namanya, “rawa rontek” itu artinya kepala putus. Bukan berarti orangnya main putus-putus kepala sembarangan, bukan. Tapi maksudnya, siapapun yang benar-benar menguasai aji ini, gak akan bisa mati karena dibunuh.

Mau dilukai pakai golok, peluru, racun, atau dikirim santet, tetap hidup. Tapi ingat, bukan berarti jadi kebal segalanya. Yang dimaksud di sini, ajalnya tetap datang, tapi lewat jalan yang wajar—sakit, tua, atau sebab alami lain. Bukan karena serangan.

Itulah sebabnya, ilmu ini dipandang sebagai benteng jiwa. Penjagaan tingkat tinggi dari segala ancaman. Gak cuma dari manusia, tapi juga dari makhluk tak kasat mata.

Dan memang, aji rawa rontek ini gak sembarang orang bisa pegang. Jarang yang tahu, apalagi sampai paham benar cara amalannya. Mantranya pun disembunyikan, diwariskan dari guru ke murid dalam keheningan, bukan buat pamer.

Sebagian bilang, ilmu ini hampir serupa dengan Aji Pancasona. Tapi yang ini lebih dalam. Karena mengandung unsur kekuatan dari lima arah, lima tempat, lima titik pusaran daya yang terhubung ke tubuh dan alam sekitar.

Kalau tubuhmu belum siap, jiwamu belum mantap, jangan nekat. Karena ini bukan sekadar ilmu. Tapi perjanjian batin dengan kekuatan yang lebih besar dari sekadar dunia ini.

Mantapnya ajian ini bukan cuma soal daya tahan tubuh. Tapi juga soal bagaimana tubuh dan batin bisa menyatu dengan alam. Lihat saja mantranya. Dalam satu rangkaian kalimat, isinya permohonan kuat, sekaligus pengakuan bahwa hidup ini bukan cuma soal fisik, tapi ada kekuatan halus yang dijaga.

Cara menjalankannya gak sembarangan.Tirakatnya berat. Harus puasa 40 hari. Sahur dan buka cuma boleh makan umbi-umbian dan air putih. Bukan buat gaya-gayaan, tapi biar badan jadi bersih dan jiwa jadi peka. Dan selama puasa itu, harus rajin melafalkan mantranya. Setelah selesai, tetap wajib dibaca sehari sekali. Disiplin dan sabar. Itu kuncinya.

Dulu, ajian ini juga dikaitkan dengan sosok legendaris dari tanah Jawa: Si Pitung. Katanya, Pitung bisa menghilang, bisa menyerap energi lawan, bahkan gak bisa disentuh oleh siapa pun yang berniat jahat. Tapi karena ilmunya besar, hidupnya pun penuh ujian. Gak nikah, selalu berpindah tempat, dan akhirnya wafat di usia muda.

Sebagian orang percaya, ajian rawa rontek yang terlalu kuat bisa menarik perhatian makhluk halus. Bahkan ada yang sampai dirasuki jin jahat karena tubuhnya gak kuat menampung daya dari ilmu ini. Kalau gak seimbang, jiwa bisa tergelincir.

Ilmu ini termasuk paling langka. Kalau ada orang yang betul-betul menguasainya, bisa dihitung pakai jari. Seorang pria sepuh pernah bilang, “ini bukan sekadar dibaca terus jadi, tapi harus dijalani, harus kuat lahir batin.”Ada ritual berat yang wajib dilalui. Bukan cuma puasa, tapi juga butuh keyakinan penuh. Gak bisa setengah-setengah. Karena tiap tahapnya ada ujian yang tak kelihatan.

Rawa rontek sendiri terbagi dalam beberapa tingkatan. Mulai dari rendah, menengah, sampai tinggi. Di tingkat rendah, pemiliknya biasanya hanya diberi kekuatan menahan senjata tajam dan bacokan. Tapi itu pun sudah cukup bikin lawan mundur.

Naik ke tahap menengah, biasanya khodam mulai mendekat ke kulit. Aura tubuhnya berubah. Kulitnya bisa keras seperti karang, tahan pukulan, bacokan, bahkan peluru. Tapi ingat, kekuatan ini termasuk jalur hitam, yang kalau nggak kuat mental, bisa ditunggangi energi dari luar.

Dan kalau sampai ke tingkat tinggi, di sinilah semuanya berubah. Khodam masuk lebih dalam, bersatu dengan sebagian urat dan tubuh. Daya tubuhnya meningkat. Bisa menghidupkan tenaga dalam secara otomatis. Bahkan kalau terluka, beberapa bagian tubuh bisa cepat pulih sendiri, seperti ada sistem cadangan yang jalan tanpa disuruh.Tapi jangan dikira semua ini gratis. Tubuh jadi tempat energi besar, dan salah langkah sedikit bisa jadi bumerang.

Yang bikin ngeri dari ilmu ini justru ada di balik kekuatannya. Orang yang benar-benar menguasainya, biasanya umurnya panjang. Tapi bukan karena dia kebal sepenuhnya, melainkan karena tubuhnya terus menerus diperbaiki oleh energi dari dalam.

Bagian tubuh yang rusak, cepat regenerasi. Kalau badan udah gak layak ditempati ruh, baru ajal datang. Jadi kalau ada orang mati, pasti ada kerusakan serius di tubuhnya. Bukan karena senjata atau penyakit semata, tapi karena tubuhnya udah gak bisa menampung ruh lagi.

Sebetulnya jin gak bisa masuk ke tubuh kita sembarangan. Selama ruh kita kuat dan gak ngasih akses, mereka gak bakal bisa masuk. Tapi kalau orangnya sendiri yang buka jalan, entah karena salah tirakat atau nafsu kekuasaan, ya bisa saja terjadi.

Rawa Rontek ini dianggap langka karena ada satu sisi luar biasa: bagian tubuh yang sudah terpotong bisa tersambung kembali. Gak semua bisa nerima kenyataan itu. Banyak yang kalau lihat langsung, adrenalin langsung naik, logika lumpuh.

Pertanyaannya muncul bertubi-tubi. Gimana bisa tersambung? Uratnya gimana? Sarafnya apa gak mati?

Itulah kenapa, orang yang punya ilmu ini, gak bisa dimatikan dengan cara biasa. Maka dalam cerita lama, disebutkan cara menghentikan orang dengan ajian ini adalah dengan membakar atau menggantungnya tinggi-tinggi, biar kakinya gak nyentuh tanah.

Bumi tempat dia berpijak adalah sumber dayanya. Kalau diputus dari situ, barulah ilmunya lumpuh.

Salah satu alasan kenapa ilmu ini langka, bukan karena sulit dicari, tapi karena tidak bisa sembarangan diturunkan. Ilmu ini bersifat pribadi. Harus ada jalan batin yang dibuka sendiri, bukan sekadar diajar atau diwariskan. Maka siapapun yang ingin memilikinya, harus siap menghadapi rintangan yang tidak ringan.

Ritualnya jauh berbeda dari atraksi seni tradisi semacam debus. Kalau debus lebih pada atraksi fisik seperti tusukan, tahan panas, atau sabetan, maka rawa rontek adalah ilmu yang menembus struktur tubuh dan ruh. Bukan hanya soal tusukan, tapi menyangkut tubuh yang benar-benar dipisah,bahkan tulangnya lalu bisa kembali menyatu tanpa sisa.

Bisa dibilang, ilmu ini semacam pancasona yang telah disucikan jalurnya. Bukan lagi sekadar tameng fisik, tapi menyatu dengan daya hidup semesta. Dan hebatnya, manfaatnya bukan cuma soal kekebalan. Tapi bisa menyelamatkan dari segala macam bahaya yang mengancam jiwa.

Mulai dari selamat dari kecelakaan, darat, laut, udara. Bisa menangkal serangan gaib, termasuk santet dan pelet. Fisik jadi lebih kuat, penyakit lebih sulit masuk. Bahkan bisa menetralisir fitnah yang menyudutkan.

Ada juga yang bilang, pemilik ilmu ini biasanya berumur panjang. Tapi bukan karena gak bisa mati, melainkan hidupnya lebih sehat, kuat, dan bugar karena daya tubuhnya terus terjaga. Seolah punya pagar gaib yang otomatis bekerja kapan saja dibutuhkan.

Ilmu ini juga memperkuat sisi spiritual yang sudah dimiliki sebelumnya. Bahkan yang sudah memiliki rawa rontek, akan lebih mudah memahami dan menyerap ilmu keselamatan lainnya. Daya tangkap batinnya lebih tajam.

Untuk orang yang sering sakit-sakitan, ilmu ini bisa jadi penguat. Jadi tubuhnya lebih tahan, lebih pulih, dan lebih sigap saat menghadapi cobaan. Bahkan hidup pun terasa lebih tenang, damai, karena batin tak mudah goyah.

Dan salah satu efek sampingnya yang luar biasa: memunculkan wibawa. Orang akan segan, bukan karena takut, tapi karena merasa ada sesuatu yang besar di balik ketenangan sikap.Semua ini bukan dongeng. Tapi rangkuman dari warisan ilmu yang hidup di tengah-tengah kita. Kalau memang berjodoh, ajian ini bisa jadi karunia besar dalam hidup seseorang.

Manfaat dan Cara Menggunakan Aji Rawa Rontek
Ilmu ini bukan sembarangan. Bukan ilmu buat main-main atau adu kesaktian. Aji Rawa Rontek adalah ilmu selamat,yang maksudnya bukan hanya selamat dari serangan tajam, tapi juga dari marabahaya yang datang tiba-tiba: kecelakaan, santet, penyakit, bahkan fitnah.

Cara mengamalkannya juga bukan main gampang. Harus puasa 40 hari, sahur dan buka hanya dengan umbi-umbian dan air putih. Setiap hari selama tirakat, bacalah mantra berikut sebanyak-banyaknya, dan setelahnya tetap dibaca minimal sekali sehari.

Berikut Mantra Aji Rawa Rontek :
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM.
ALLOHUMMA SIRNING MANJING SALIRANE LIMPUT LIWUNG,
INGSUN URIT TAN KENO PATI,LANGGENG TAN KENO RUSAK.

KAKANG KAWAH ADI ARI-ARI,KUNIR WELET REWANGONO AKU,BOPO KOSO IBU PERTIWI,La ilaha illallah muhammadur rasulullah. 

Ilmu ini tidak bisa diwariskan sembarangan. Harus ada jalur dan izin, baik dari guru yang mumpuni maupun dari diri sendiri yang sudah siap lahir batin. Karena kalau dipakai tanpa bijak, yang datang bukan keselamatan, tapi malapetaka.

Jangan pula dijadikan alasan buat menantang bahaya. Karena meskipun bisa menyelamatkan, bukan berarti kita bebas bertindak semaunya. Ilmu ini hanya akan bermanfaat kalau digunakan dengan niat baik dan hati bersih.

Kalau sudah bisa diterapkan seperti ini, maka tidak ada pantangan. Tidak ada efek samping. Ilmu ini akan menyatu dengan hidup kita sebagai perlindungan halus dari Yang Maha Kuasa.

Karena sejatinya, semua yang kita pelajari dan jalani, ujungnya adalah satu: saling bantu, saling jaga, dan saling mengingatkan bahwa hidup ini bukan hanya soal kuat, tapi soal manfaat.

Demikian pengetahuan tentang Aji Rawa Rontek. Semoga bisa jadi tambahan bekal, bukan hanya buat keselamatan jasad, tapi juga buat menguatkan iman dan rasa syukur kita kepada Gusti Allah.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PROGRAM IJAZAH KITAB ILMU
testimoni mbah salim
testimoni mbah salim
testimoni mbah salim
TESTI EBOOK-ALBUM-DONASI
DOKUMEN PAKET KHUSUS
DOKUMEN PRIBADI
BEST BOOK COLECTION