Penutupan Asmak Birhatiyyah TK -1-6 | Makna, Cara Amalan, dan Manfaatnya

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.Selamat datang kembali di Testimbahsalim. Semoga hari ini, langkah kita makin dikuatkan Allah, makin diberkahi, dan makin dibukakan pintu-pintu kebaikan. Amin.
Nah, pada hari ini, kita sudah sampai di tingkat penutupan. Tingkat yang paling penting dan paling menentukan, setelah kita lewati tingkat 1 sampai tingkat 6, lengkap dengan 28 asmak yang sudah dipelajari satu per satu.
Di penutupan ini, bukan lagi sekadar soal menghafal asmak. Bukan lagi soal banyaknya bacaan. Tapi lebih dalam: soal menjaga niat, menjaga adab, dan menjaga rasa takut kepada Allah.
Asmak yang sudah dipelajari ibarat pusaka. Bukan untuk dibanggakan, tapi untuk dijaga dalam-dalam. Dipakai hanya saat betul-betul perlu, dengan sikap rendah hati dan penuh rasa tawakal.
Karena di tingkatan penutupan ini, segala efek dari amalan mulai terasa nyata. Kalau niat dari awal sudah baik, makin hari hati makin tenang, langkah makin lapang. Tapi kalau niatnya bengkok, sedikit saja melenceng, efeknya bisa jadi sebaliknya.
Penutupan Asmak Birhatiyyah ini bukan sekadar ritual. Tapi latihan nyata. Latihan membangun ruhani agar siap menghadapi hidup yang keras, kadang kejam, kadang penuh jebakan. Dan latihan ini tidak bisa instan. Harus sabar. Harus istiqamah.
Pada malam hari, dalam keadaan sudah wudhu, siapkan segelas air putih. Biasa saja, jangan pakai gelas aneh-aneh. Setelah itu, sholat sunat hajat dua rakaat. Bacaan setelah Al-Fatihah boleh yang dihafal saja, yang penting khusyuk. Selesai sholat, lanjutkan dengan baca:
- Al-Fatihah 7 kali
- Ayat Kursi 7 kali
- Al-Ikhlas 7 kali
- Al-Falaq 7 kali
- An-Naas 7 kali
Setelah selesai, bertawassul dengan bacaan ini:
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.AS-ALUKA MIN RIDHOO-ILLAAHI WA MALAA-IKATULLOOH MATHMAHTHOLQIYAA-IIL WA MALAAI-KATULLOOH JAROMHAYAA-IIL WA MALAAI-KATULLOH TALQOTHYAA-IIL WA KHUSHUUSHON ILAA HADHROTI BI WASHILATILWALIYYULLOOH WA ASMAA-IS SIRRI BIRHATIIHIN KARIIRIN TATLIIHIN SYAI-U LILLAAHI ALFAATIHAH
Habis itu, baca lagi Al-Fatihah 41 kali dengan tenang, jangan kebut-kebutan. Nikmati setiap ayatnya, rasakan, hidupkan dalam hati.Kalau sudah selesai, lanjut baca Asmak Birhatiihin Kariirin Tatliihin dalam lafaz Arabnya:
BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.QUDDUUSUN SUBBUUHUN.ILAAHI KULLI SYAI-IN YAA ALLOOH.QUDDUUSUN QODIIRUN SUBBUUHUN QUDDUUSUN KHOBIIRUN MUJIIRUN
Baca sebanyak 1000 kali. Jangan dihitung sambil ngobrol. Fokus penuh. Karena ini ibarat mengetuk pintu ghaib yang sangat dalam.
Kalau sudah kelar, tiupkan ke segelas air putih yang sudah disiapkan tadi, lalu minumlah pelan-pelan. Rasakan setiap tegukan, sambil berdoa dalam hati minta perlindungan dan penerangan hati.
Kalau setelah itu tubuh terasa aneh, misal kepala pusing berat kayak dunia mau runtuh, badan bergetar, atau muncul gejala-gejala kayak mau sakit, jangan panik. Itu tanda kalau ada sesuatu yang jahat banget di dalam tubuh atau di sekitaran, yang selama ini mungkin numpang hidup diam-diam.
Kalau penyakit aneh itu muncul lalu perlahan hilang setelah amalannya jalan, itu artinya proses pembersihan lagi terjadi. Tapi kalau merasa semakin parah, itu sinyal kuat untuk memperbanyak taubat, memperbaiki niat, dan memperkuat batin.
Amalan ini bukan buat gaya-gayaan. Bukan buat mainan. Ini serius. Ini jalan bagi orang-orang yang benar-benar mau membersihkan dirinya dari hal-hal gelap yang selama ini mungkin disadari atau tidak.
Di tahap ini, pengamal juga dilatih supaya hatinya makin peka. Mana getaran yang suci, mana yang busuk. Mana ilham yang murni, mana bisikan yang menyesatkan.
Semua kembali ke niat. Kalau niatnya lurus, jalan akan dipermudah. Kalau niatnya bengkok, bahkan sebelum berjalan pun sudah akan dihadang oleh berbagai macam godaan.
Amalan ini tidak cukup sekali atau dua kali saja. Harus dibiasakan, dibawa rutin setiap malam. Kalau sanggup, lakukan terus menerus selama 40 malam berturut-turut. Jangan bolong, jangan cari alasan. Setiap malam, ambil waktu tenang, lakukan seperti cara yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Ritme 40 malam ini bukan tanpa sebab. Ini latihan. Latihan melenturkan lidah, supaya bacaan tidak gagap lagi. Latihan juga supaya ruh kita kenal, akrab, dan mencintai bacaan itu. Karena makin sering dibaca, makin terasa amalan ini nyatu dengan diri. Bukan lagi sekadar huruf, tapi sudah jadi getaran di dalam hati.
Kalau sudah istiqomah begitu, pelan-pelan amalan ini akan menyatu, bukan sekadar dibaca mulut, tapi masuk ke darah, daging, bahkan ke tulang-tulang kita. Itulah tujuan dawam, istiqomah tanpa banyak tanya, tanpa banyak hitung-hitungan.
Nanti, manfaatnya tidak perlu dijelaskan panjang lebar. Pengamal sendiri yang akan merasakannya. Bukan dari kata-kata orang lain, bukan dari tafsir kitab, tapi dari pengalaman hidup sendiri. Ada rasa yang tidak bisa diucapkan dengan lisan, tapi hati akan paham. Seperti rasa kangen, seperti rasa tenang, seperti rasa yakin yang tidak goyah walau dunia jungkir balik.
Di sepuluh malam pertama, biasanya masih proses awal. Seperti sedang scan diri sendiri. Apa yang belum beres, apa yang masih kotor, apa yang masih berat.
Di sepuluh malam kedua, masuk ke fase yang lebih dalam. Batin mulai bersih sedikit demi sedikit. Beban yang selama ini tidak terasa, mulai ketahuan.
Sepuluh malam ketiga, sudah mulai terasa ujian. Ada saja cobaan kecil-kecil yang datang. Dari gangguan pikiran, godaan malas, sampai ke ujian sabar. Ini fase yang berat. Banyak orang berhenti di sini.
Kalau bisa lanjut ke sepuluh malam keempat, itu sudah level expert. Bacaan sudah mengalir sendiri, hati sudah lebih tajam, batin mulai kuat menahan goncangan.
Di situ pengamal akan ngerti, bukan dari bacaan doang, tapi dari perubahan hidup yang terjadi pelan-pelan. Bukan perubahan yang heboh, tapi halus, diam-diam, dalam sekali.
Ingat baik-baik, dalam setiap langkahnya, bukan soal cepat atau lambat. Tapi soal kesungguhan. Karena yang dinilai itu bukan kecepatan kita sampai, tapi seberapa kuat kita bertahan di jalan ini.
Dalam perjalanan amalan Asmak Birhatiyyah ini, ada satu bagian penting yang harus diketahui pengamalnya. Setiap susunan asmak yang kita baca, sebenarnya punya makna dalam, bukan sekadar huruf dan suara.
Huruf Alif pada Birhatiihin, khadimnya adalah Malaikat MathmahTholqiyaa-iil. Tafsir Arab dari Birhatiihin ialah Qudduusun Subbuuhun. Artinya, kesucian yang sempurna, pujian kepada Allah Yang Maha Suci.
Kemudian huruf Ba pada Kariirin, dijaga oleh Malaikat Jaromhayaa-iil. Tafsir Arab Kariirin adalah Ilaahi Kulli Syai-in Yaa Allooh. Sebuah doa untuk berserah penuh kepada Allah atas segala sesuatu yang ada.
Sedangkan huruf Jim pada Tatliihin, khadimnya adalah Malaikat Thalqothyaa-iil. Tafsir Arab Tatliihin berbunyi Qudduusun Qodiirun Subbuuhun Qudduusun Khobiirun Mujiirun. Artinya, kesucian, kekuasaan, dan penjagaan Allah terhadap segala yang Ia kehendaki.
Jadi sebenarnya, ketika mengamalkan Birhatiihin Kariirin Tatliihin, kita ini bukan hanya melafalkan huruf. Tapi sedang memanggil sifat-sifat kesucian, kekuasaan, perlindungan Allah dengan jalan yang halus, lewat jalur ruhani.
Untuk cara mengamalkannya, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Mulai dari wudhu, sholat hajat, bacaan ayat suci, tawassul, lalu masuk ke bacaan inti. Lakukan tiap malam, sampai 40 malam, dengan hati yang hadir dan niat yang lurus. Jangan main-main. Karena ini bukan sekadar amalan biasa.
Manfaatnya pun bukan seperti pil yang sekali telan langsung terasa. Ini kerja diam-diam di dalam diri. Di awal, rasanya mungkin kayak nge-scan badan. Apa yang kotor, apa yang berat, satu-satu akan kelihatan. Lama-lama, badan jadi lebih peka, ruh jadi lebih bersih, hati jadi lebih kuat. Yang asalnya lemah semangat, jadi kokoh kayak batu karang. Yang asalnya mudah marah, mulai bisa menahan diri.
Tapi perlu diingat, efek amalan ini bisa ekstrem. Bisa bikin badan gonjang-ganjing kalau ada "penumpang gelap" dalam diri. Bisa muncul pusing berat, gejala aneh yang tak biasa. Karena itu, kalau mau mencoba, siap-siap mental. Jangan asal iseng. Niatkan sungguh-sungguh, berserah penuh kepada Allah.
Jujur saja, saya sendiri belum pernah mencoba amalan tingkat dalam ini.Bukan takut, tapi lebih karena rasa segan. Efeknya katanya memang luar biasa, sekaligus serem. Tapi kalau panjenengan mau mencoba, semoga kuat lahir batin. Semoga niatnya lurus, semoga hasilnya menjadi jalan kebaikan.
Itu saja yang bisa saya bagikan tentang Asmak Birhatiyyah ini. Cara yang ane sampaikan mungkin terasa ekstrem, tapi memang jalannya begitu. Yang berani jalan, insya Allah ngerti sendiri rasanya.
Akhir kata, semoga semua amalan yang dibaca, dipelajari, dan diamalkan, menjadi sebab bertambahnya keimanan, bertambahnya ketenangan, bertambahnya kedekatan dengan Allah. Bukan sekadar buat gagah-gagahan.Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.