Cara Mengisi Benda Bertuah Sendiri Secara Ajaib

Daftar Isi
testi mbah salim cara buat azimat secara mandiri
Membuat Azimat Ampuh Secara Handal

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,Selamat datang di testimbahsalim, semoga segala yang sampai di tangan panjenengan jadi berkah dan manfaat. Aamiin.

Biasanya, kalau ngomongin benda bertuah, orang langsung bayangin tokoh tua bersorban, duduk bersila, terus pegang batu akik sambil komat-kamit semalam suntuk. Memang, banyak benda bertuah itu hasil tirakat berat dan transfer ilmu dari orang berilmu tinggi. 

Tapi zaman sekarang, bukan berarti orang awam gak bisa bikin sendiri. Justru dengan niat baik dan cara yang bener, siapa saja bisa membuat piranti ghaib sederhana hasil tangan sendiri, bukan beli jadi.

Ilmu ini ditujukan buat ngisi kekuatan pada benda-benda seperti batu cincin, kayu bertuah, logam, atau benda alami lainnya. Yang penting bukan dari plastik. Karena bahan plastik tidak bisa menyalurkan energi dengan baik. Tujuannya? Biar benda itu bisa jadi perantara, bukan cuma pajangan. Bisa untuk perlindungan, karisma, penarik rezeki, atau bahkan sarana penyembuhan.

Cara ini bukan buat pamer, tapi biar kita tahu, bahwa usaha batin itu bisa dimulai dari diri sendiri. Gak harus bergantung pada orang lain terus. Asal niatnya lurus, amalan dijaga, dan tidak dipakai buat hal buruk, insya Allah energi akan hadir dalam benda itu, dan jadi perantara kebaikan.

Setelah benda disiapkan, entah itu batu, kayu, atau logam yang dianggap cocok, langkah selanjutnya adalah mengisinya dengan energi. Proses ini bukan sekadar baca-bacaan, tapi mengalirkan niat dari hati, lewat lisan, menuju benda tersebut.

Cara pertama yang bisa langsung dicoba:

  • Pegang bendanya dengan kedua tangan, rapat dan sungguh-sungguh.
  • Baca istighfar sebanyak yang kamu mampu, seikhlasmu, biar hati bersih.
  • Ucapkan doa: “Ya Allah, Ya Rasulullah…” lalu lanjutkan dengan menyebut hajatmu. Misal: untuk kewibawaan, perlindungan diri, atau menjaga rumah.
  • Baca Bismillah sebanyak 7 kali.
  • Baca dua kalimat syahadat sebanyak 2 kali.
  • Lanjutkan dengan menyebut Asma Allah: “Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Awwal, Ya Akhir, Ya Zahir, Ya Bathin” sebanyak 7 kali.
  • Baca sholawat: “Shollallohu 'ala Muhammad ya Rosululloh” sebanyak 100 kali.
  • Akhiri dengan membaca tahlil satu kali: “Laa ilaaha illallaah, Muhammadur Rosulullah, walhamdulillaahi robbil 'aalamiin.”
  • Setelah itu, tiupkan ke arah benda dengan napas lembut dari mulut.

Kalau ini dilakukan dengan hati bersih dan sungguh-sungguh, benda itu akan jadi piranti ghaib yang bermanfaat, tergantung niat pengamalnya.

Cara kedua, khusus untuk keperluan wibawa, keselamatan, pagaran, dan pengasihan: Bacakan pada benda tersebut:

  • “YAQAWIYYU YAMATIIN” sebanyak 21 kali tanpa napas.Setelah itu, tiupkan ke benda sebanyak 3 kali.
  • Lalu ulangi lagi proses yang sama hingga genap 21 kali pengisian.

Jika dilakukan dengan cara ini, benda yang telah diisi bisa digunakan untuk banyak hal:

  • Untuk kewibawaan, bisa disimpan dalam saku atau dikalungkan.
  • Untuk pengasihan, bisa diletakkan di dekat tubuh saat tidur atau dibawa saat bertemu orang yang dituju.
  • Untuk perlindungan rumah dari pencuri, simpan benda itu di tiang rumah bagian tengah.
  • Untuk pagar diri dari serangan mendadak, cukup dibawa di tubuh. Meski tidak bisa dites, tapi banyak yang merasakan efeknya langsung saat terjadi hal genting.

Untuk yang ingin tahu benda itu benar-benar terisi atau tidak, silakan minta teman yang paham atau memiliki kepekaan spiritual untuk mencoba mengetes dengan cara tertentu, seperti menyentuh atau meletakkannya di telapak tangan sambil membaca doa.

Tapi perlu dicatat, ini bukan buat adu kekuatan. Bukan buat adu hebat. Ini adalah ilmu warisan, dan cara menggunakannya harus tetap dengan adab dan niat lurus. Jangan dipakai buat main-main, apalagi buat nyakiti orang.

Kalau kamu termasuk orang yang pengin hasil maksimal, ada satu cara lagi yang bisa dijalani. Caranya lebih dalam, dan butuh tirakat. Tapi justru di situlah letak kekuatannya. Karena yang sungguh-sungguh, pasti beda hasilnya.

Tirakat ini bentuknya puasa sunah selama 7 hari berturut-turut. Puasa ini bukan sekadar nahan lapar, tapi juga nahan diri dari ngomong yang gak perlu, nahan pikiran dari hal kotor, dan nahan hati biar tetap bersih. Karena benda yang akan diisi, butuh perantara yang bersih juga.

Saat masuk malam hari, setelah kamu buka puasa dan selesai ibadah malam, siapkan benda yang mau kamu isi. Letakkan di atas kapas yang dibasahi minyak misik. Kapas itu bisa kamu taruh di piring biasa, gak usah cari yang mewah. Sederhana, asal bersih dan niatmu lurus.

Setelah itu, dekatkan dirimu pada benda itu. Ambil napas panjang, lalu bacakan lafadz ini:

“NAWAITU TAQWALLAH, WA TAQORRUBAN TAQDIMAL AMRI
BISMILLAHILLADZI LAA YA DZURRO MA’ASMIHI SYAI’UN
FIL ARDIL WALAA FISSAMAA’I WAHUWASAAMII’UL ‘ALIEM”

Bacaan ini diucapkan 3 kali sambil menahan napas. Jangan tergesa. Biarkan kalimat itu masuk dalam benda yang sedang kamu isi. Kalimat itu bukan cuma doa, tapi pernyataan niat dan ikrar ke hadirat-Nya bahwa kamu ingin mengaktifkan sesuatu yang bersumber dari kebaikan.

Lalu dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah, niatkan dan tujukan dengan urutan berikut:

  • Untuk Nabi Muhammad SAW, 1 kali.
  • Untuk empat sahabat utama: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, 1 kali.
  • Untuk Syekh Abdul Qodir Jaelani, 1 kali.
  • Untuk para Wali Songo, terutama: Sunan Bonang,Sunan Giri,Sunan Kalijaga,Sunan Kudus,Sunan Muria.

Semua cukup dibaca satu kali masing-masing. Tapi baca dari hati, jangan kayak orang baca cepat buat mengejar selesai. Karena mereka yang disebut namanya, adalah orang-orang yang jalan hidupnya penuh laku dan berkah. Kita hanya numpang barokah.

Amalan ini dilakukan setiap malam selama 7 hari puasa sunah, bukan cuma sekali. Benda gak usah dipindah-pindah. Biarkan dia tetap di tempat yang sama. Biarkan energinya mengendap dan tumbuh di situ. Seperti benih yang ditanam dalam tanah yang lembab dan siap bersemi.

Metode ini tidak semua orang sanggup jalanin. Tapi yang sanggup, biasanya akan mengalami perubahan rasa yang tidak bisa dijelaskan. Seolah benda itu mulai “bernafas”. Rasanya beda saat digenggam. Kadang hangat, kadang sejuk, kadang seperti menyerap getaran tubuh kita.

Kalau sudah selesai 7 hari, benda bisa disimpan, dibawa, atau digunakan sesuai tujuan awalnya. Tapi ingat, yang membuatnya kuat bukan hanya bacaannya, tapi juga niat dan keistiqomahan orang yang menjalani.

Setelah puasa sunah dijalani, doa-doa awal sudah dibacakan, benda sudah ditempatkan di atas kapas basah minyak misik, maka proses pengisian bisa dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya. Ini ibarat nyalur listrik ke lampu. Tapi yang mengalir bukan listrik, melainkan getaran batin, niat, dan izin dari yang Maha Kuasa.

Langkah berikutnya, bacakan lafadz:

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH
WA ASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH
LA MAUJUDAN ILLALLAH, WALAA MA’BUDA ANNAFSIYAH BIL HAKIM

Bacaan ini diulang 3 kali sambil menahan napas. Pelan-pelan, rasakan tiap kata keluar dari dada. Jangan buru-buru. Karena bacaan ini bukan hanya lafadz, tapi pengakuan batin bahwa yang sejati cuma Dia. Yang hadir cuma Dia. Yang memberi kekuatan juga hanya Dia.

Setelah itu masuk ke tahap Tajriban. Ini bagian paling penting, karena di sinilah kamu sedang “menguji” dan “membuka kunci” dari piranti yang sedang diisi.Baca lafadz ini:

QOOLA ROSULULLAHI SALLALLAAHU ALAIHI WASSALAM
QUL MAN JAROB

Ucapkan bacaan ini 9 kali sambil menahan napas. Setelah itu, tiupkan ke arah benda sebanyak 1 kali, lalu ulangi proses ini hingga genap 11 kali pengisian.

Proses ini bukan iseng. Karena lafadz itu bukan karangan biasa. Ini doa pembuka, ijazah dari Rasulullah kepada siapa pun yang mencoba dengan sungguh-sungguh. Maka lakukan dengan tenang dan yakin.

Setelah itu, lanjutkan dengan doa pengikat, doa penyeru energi ghaib, doa dari jalur leluhur yang tidak semua orang tahu tapi getarannya kuat. Bacakan dengan suara yang tidak keras, tapi jelas:

AN QOBASI HAULIDUNA BABUN NAWA
LIPAK LIPUK GAMA EMPUK KOYO KAPUK
EMPUK-EMPUK SAKA KERSANING ALLAH
LA ILLAAHA ILLALLAH MUHAMMADURRASULULLAH

Doa ini dibaca sebanyak 11 kali. Setiap selesai satu bacaan, langsung tiupkan ke benda yang sedang kamu isi. Jangan ditunda. Tiupkan saat hawa dari bacaan itu masih hangat di lidah.

Doa ini memang aneh bagi telinga yang belum pernah dengar. Tapi justru di situlah letaknya. Karena doa ini berasal dari jalur kebatinan lama, yang diturunkan dari para sesepuh yang mengerti cara merawat kekuatan tanpa mengumbar-umbar. 

Bahasanya mengalir seperti mantra, tapi maknanya dalam: agar yang keras jadi lembut, yang kasar luluh, yang tajam jadi teduh. Semua terjadi bukan karena kekuatanmu, tapi karena kehendak-Nya.

Setelah 11 kali tiupan terakhir, diam sejenak. Genggam bendanya. Dengarkan diamnya. Rasakan panas dinginnya. Kalau kamu serius menjalani, biasanya benda itu akan terasa beda. Tidak bisa dijelaskan, tapi bisa dirasa. Mungkin badanmu merinding, mungkin tanganmu bergetar. Dan itu tandanya… ia sudah terisi.

Benda yang sudah ditempa niat, dibasuh doa, ditirakati, dan dijaga dengan laku yang benar, pada akhirnya akan tiba di tahap pamungkas: penguncian energi. Di tahap ini, semua usaha lahir dan batin yang dilakukan sebelumnya akan dimantapkan, disatukan, dan dititipkan ke dalam benda tersebut.

Prosesnya sederhana, tapi tidak main-main. Karena ini bukan sekadar penutup, tapi semacam meterai. Agar kekuatan ghaib yang masuk benar-benar terpatri dan menjadi satu dengan benda yang kita isi.

Doa penutup dibaca pelan, tenang, tapi dari hati. Dalam posisi duduk menghadap benda, ucapkan kalimat ini sebanyak 3 kali, tiap selesai baca langsung tiupkan ke benda tersebut:

BISMILLAH-BISMILLAH, MANDI CIPTANE ALLAH.
BISMILLAH-BISMILLAH, MANDI SABDANE ALLAH.
BISMILLAH-BISMILLAH, KANG AMBAGI RASANE ALLAH.
BISMILLAH-BISMILLAH, DUH GUSTI RASANE ALLAH.
KULO NYUWUN MUGI-MUGI...(sebutkan nama bendanya)
PUNIKO DIPUN ISI KEKUATAN GHOIB,
DAYA PENGASIH, SRONO DADOS LANCAR REJEKI LAN KESELAMATAN,
KELAWAN KEKAUATANE GUSTI ALLAH.

Jangan terburu-buru menyebutkan nama benda. Sebut pelan dan jelas. Misal: cincin, keris, kayu stigi, batu combong, atau benda apapun yang sedang diisi.

Kalau kamu jalani dengan benar dari awal sampai titik ini, biasanya akan ada perubahan rasa. Kadang hawa di sekitarmu berubah. Kadang bulu kudukmu berdiri. Kadang tubuhmu terasa hangat. Dan itu semua adalah tanda bahwa energi telah mengalir dan bersatu.

Lalu bagaimana cara menggunakan benda bertuah itu?
  1. Untuk pengasihan: simpan benda di saku dada, atau dibawa saat bertemu orang penting.
  2. Untuk pelarisan dan rejeki: letakkan di dekat tempat usaha, atau disimpan dalam dompet usaha.
  3. Untuk perlindungan: dibawa saat bepergian, terutama saat malam atau ke tempat asing.
  4. Untuk menjaga rumah dari gangguan ghaib atau pencuri: simpan di tiang tengah rumah atau di pojok utama ruang keluarga.
  5. Untuk pengobatan dan penyembuhan: pegangkan benda itu ke bagian tubuh yang sakit sambil membaca tahlil atau doa pribadi.

Ingat, kekuatan benda ini tidak datang dari benda itu sendiri. Tapi dari izin dan kekuatan Gusti Allah yang meresap melalui niat, doa, dan amalmu. Jangan pernah pakai benda ini untuk menyakiti, menantang, atau menguji orang lain. Karena semua yang digunakan tidak pada tempatnya, akan kembali pada pemiliknya.

Untuk hal-hal yang tidak diinginkan selama proses, sejak awal kita harus minta perlindungan pada yang Maha Kuasa. Benda bertuah bukan mainan, dan yang menjalani laku ini harus tahu diri: bukan makin sombong, tapi makin rendah hati.

Menjaga hati, menjaga laku, dan terus berbuat baik, itulah pagar sesungguhnya. Karena orang yang bijaksana bukan yang paling sakti, tapi yang paling tahu kapan diam dan kapan menghindar.Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

PROGRAM IJAZAH KITAB ILMU
testimoni mbah salim
testimoni mbah salim
testimoni mbah salim
TESTI EBOOK-ALBUM-DONASI
DOKUMEN PAKET KHUSUS
DOKUMEN PRIBADI
BEST BOOK COLECTION
lilin